1.
OLAHRAGA BERSEPEDA
Dalam olahraga bersepeda, kita akan mengalami 4 gaya utama : gaya
angin, gaya hambat udara, gaya gesekan, dan gaya gravitasi. Fred Rompelberg
dari Belanda berhasil mengefisienkan usaha dari gaya-gaya ini sehingga ia
berhasil memecahkan rekor dunia untuk kecepatan tertinggi dengan 268,83 km/jam
pada tanggal 3 oktober 1995. Gaya-gaya tersebut adalah :
a. Gaya angin
Dalam bersepeda, angin yang berhembus berlawanan arah dengan arah gerak si
pengendara sepeda merupakan penghambat yang sangat menjengkelkan. Energi si
pengendara akan terkuras banyak untuk melawan hambatan angin ini. Bayangkan
untuk mempertahankan kecepatan 15 km/jam ditengah angin yang bertiup dengan
kecepatan 10 km/jam saja kita akan kehilangan sekitar 800 kalori setiap
menitnya. Tetapi angin juga bisa menjadi faktor yang mempercepat gerakan sepeda
jika arah tiupan angin searah dengan arah maju sepeda.
b. Gaya hambat udara
Disamping angin yang bertiup kencang, udara sendiri dapat menjadi penghambat
bagi si pengendara sepeda. Tubuh manusia yang duduk tegak di atas sepeda
merupakan bentuk yang sangat tidak aerodinamik karena mengacaukan aliran udara
sehingga memaksakan terbentuknya dua daerah dengan tekanan yang berbeda. Daerah
di belakang tubuh pengendara sepeda bertekanan rendah, sementara daerah di
depan tubuh bertekanan tinggi. Perbedaan tekanan ini mengakibatkan tubuh
pengendara terdorong ke arah belakang. Semakin cepat sepeda bergerak, semakin
besar gaya dorong ini. Ini mencegah si pengendara untuk mengayuh sepeda
secepat-cepatnya. Besarnya gaya hambat udara ini ini sebenarnya dapat
diminimalisasi dengan mengaplikasikan bentuk yang paling aerodinamik, yaitu
bentuk yang ramping yang dapat menembus udara dengan lebih mulus. Ini dilakukan
dengan membungkukkan badan. Selain penempatan posisi tubuh yang baik, desain
roda dan kerangka sepeda yang tepat juga dapat mengurangi tahanan udara.
Kerangka sepeda yang berbentuk bulat digantikan oleh rancangan bentuk yang
oval, sementara bentuk roda yang bergerigi digantikan oleh bentuk cakram (disk)
yang dapat memperkecil turbulensi (gejolak udara) dan drag force saat berputar.
Cara lain untuk memperkecil drag force adalah dengan melakukan teknik drafting
yaitu bersepeda beriringan sambil memanfaatkan pusaran-pusaran udara yang
tercipta tepat di belakang pengendara terdepan untuk menarik pengendara
berikutnya sehingga energi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil Semakin kecil
jarak antara pengendara terdepan dengan pengendara berikutnya semakin efisien
penggunaan energi oleh kedua pengendara. Para pengendara yang membentuk formasi
semacam ini dapat menghemat energy sekitar 40%.
c. Gaya gesekan
Dalam bersepeda, kita akan mengalami beberapa macam gaya gesekan: gaya gesekan
antara permukaan kulit dengan udara, gaya gesekan kelahar sepeda dan gaya
gesekan antara roda dengan jalan. Gaya gesekan antara permukaan kulit dengan
udara walaupun tidak sebesar drag force kadang sangat menjengkelkan pula. Ini
dapat menjadi faktor penting dalam menentukan kemenangan seorang atlit balap
sepeda. Gesekan ini dapat dikurangi dengan menggunakan pakaian bersepeda yang
tepat (skinsuit). Bayangkan seorang yang duduk tegak dengan pakaian biasa dapat
menaikkan kecepatannya dari 10 km/jam menjadi 20 km/jam dengan menggunakan
pakaian yang tepat dan posisi yang aerodinamik.
Gaya gesekan kelahar sepeda dapat dikurangi dengan menggunakan oli. Sedangkan
gaya gesekan antara roda dengan jalan (rolling resistance) dapat dikurangi
dengan memompa ban cukup keras. Ban yang kempes akan sangat menguras energi
kita.
d. Gaya gravitasi
Gaya gravitasi memegang peranan penting saat pengendara sepeda melewati bukit.
Gaya ini menarik kita ke bawah. Kita harus memberikan ekstra energi untuk
melawan gravitasi ini ketika kita hendak menanjak bukit. Semakin tajam tanjakan
bukit semakin besar energi yang dibutuhkan untuk menaiki tanjakan ini. Namun
ketika kita menuruni bukit, gravitasi menjadi faktor yang berguna. Gravitasi
mendorong sepeda turun lebih cepat.
Gaya gravitasi juga dapat membuat sepeda tidak seimbang yaitu pada saat kita
duduk sepeda yang diam tetapi pada saat sepeda bergerak maka sepeda tidak akan
jatuh, misalkan sepeda sedang bergerak lurus dan agak miring ke kanan maka
gravitasi membuat sepeda jatuh ke kanan. Agar sepeda tidak jatuh, maka kita
harus belokan sepeda ke kanan sedikit. Usaha tersebut akan menghasilkan gaya
yang disebut gaya sentrifugal yang akan mendorong sepeda ke kiri. Gaya inilah
yang akan mengkompensasi gaya gravitasi sehingga kita tidak akan jatuh.
Gaya sentrifugal besarnya tergantung pada kecepatan sepeda. Semakin cepat
sepeda semakin besar gaya sentrifugalnya. Sehingga pada waktu sepeda bergerak
cepat maka kita tidak perlu membelokkan sepeda terlalu tajam.
Itulah gaya-gaya yang bekerja pada saat kita bersepeda. Walaupun gaya-gaya ini
mempunya pengaruh yang besar, namun seorang pengendara harus tetap
memperhatikan kondisi tubuhnya.